Bayangkan Anda sedang menikmati sepotong sandwich, lalu menyadari bahwa potongan udang di dalamnya tampak menyala lembut dalam gelap.


Kedengarannya seperti adegan film fiksi ilmiah, bukan? Namun kejadian unik ini benar-benar terjadi dan memancing rasa penasaran banyak orang.


Fenomena ini juga membuka pintu ke dunia cahaya alami yang memukau di alam, dari dasar lautan hingga daratan. Mari kami ajak Anda menelusuri keajaiban di balik cahaya alami ini, penyebabnya, dan contoh luar biasa dari makhluk hidup yang mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya.


Udang Menyala di Sandwich? Ini Penjelasannya!


Sebuah video viral memperlihatkan sepasang konsumen menemukan udang dalam sandwich mereka menyala dalam gelap. Kejadian aneh ini langsung menyita perhatian publik dan bahkan mendapat tanggapan dari pihak supermarket tempat udang tersebut dibeli. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak toko meminta maaf dan memberikan pengembalian dana.


Namun, apa yang menyebabkan udang tersebut menyala? Para ahli menyebut kemungkinan besar cahaya tersebut berasal dari kontaminasi bakteri yang sebenarnya tidak berbahaya. Bakteri laut tertentu yang bersifat bercahaya seperti Photobacterium diketahui dapat menempel di permukaan atau saluran pencernaan udang. Bahkan setelah udang dimasak, bakteri ini kadang masih bisa tetap hidup untuk beberapa waktu dan tetap mengeluarkan cahaya.


Bioluminesensi vs Fotoluminesensi: Apa Bedanya?


Penting untuk membedakan dua jenis fenomena cahaya ini. Bioluminesensi adalah cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup melalui reaksi kimia di dalam tubuhnya. Sementara itu, fotoluminesensi terjadi ketika suatu objek menyerap cahaya (biasanya ultraviolet) lalu memantulkannya kembali, sehingga tampak bersinar.


Beberapa orang berspekulasi bahwa cahaya pada udang tersebut mungkin saja merupakan efek dari paparan sinar ultraviolet sebelumnya, bukan karena bakteri. Artinya, bisa jadi yang terlihat adalah fotoluminesensi, bukan bioluminesensi.


Bukan Cuma di Laut: Hewan Darat Juga Bisa Menyala!


Fenomena makhluk menyala tidak hanya terjadi di kedalaman laut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa hewan darat seperti reptil, serangga, bahkan burung tertentu, memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya ultraviolet. Meski cahaya ini tidak terlihat oleh mata manusia biasa, dengan bantuan alat khusus, hewan-hewan ini tampak berpendar menakjubkan.


Beberapa ular, misalnya, memantulkan cahaya ultraviolet agar bisa menyamar di antara tumbuhan sekitar yang juga memantulkan cahaya serupa. Di sisi lain, ada hewan yang menggunakan cahaya untuk menarik pasangan atau mengelabui pemangsa.


70% Makhluk Laut Dalam Bisa Bercahaya – Ini Alasannya


Di kedalaman laut yang tak tersentuh cahaya matahari, kemampuan menghasilkan cahaya menjadi sangat penting. Diperkirakan lebih dari 70% makhluk laut dalam seperti ubur-ubur, cumi-cumi, cacing laut, dan berbagai jenis ikan, memiliki kemampuan bioluminesensi.


Cahaya yang mereka hasilkan memiliki banyak fungsi. Beberapa menggunakannya untuk menarik mangsa, yang lain untuk berkomunikasi dengan sesama spesies. Ada pula yang menciptakan kilatan mendadak untuk membingungkan predator, atau meninggalkan jejak cahaya agar musuh kehilangan arah.


Reaksi kimia yang menyebabkan cahaya ini melibatkan enzim khusus bernama luciferase. Menariknya, warna cahaya yang paling umum adalah biru, karena cahaya biru dapat menembus air laut lebih jauh dibandingkan warna lain seperti merah atau oranye yang mudah diserap air.


Organ Cahaya dan Hubungan Simbiotik yang Menakjubkan


Beberapa makhluk laut memiliki organ khusus yang disebut fotofor, semacam lampu alami di tubuh mereka. Cumi-cumi raksasa, misalnya, bisa mengendalikan kilatan cahaya dari fotofornya untuk membingungkan mangsa atau memberi sinyal ke kawanan.


Lebih mengejutkan lagi, ada makhluk laut yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memanfaatkan bakteri bercahaya yang hidup di tubuhnya. Dalam hubungan simbiotik ini, bakteri mendapat tempat tinggal dan nutrisi, sementara inangnya mendapat manfaat dari cahaya sebagai alat perlindungan atau daya tarik.


Cahaya Sebagai Bahasa di Dunia Bawah Laut


Penelitian terbaru mengungkap bahwa cahaya digunakan sebagai bentuk komunikasi universal di lautan terdalam. Dalam dunia yang benar-benar gelap, cahaya menjadi bahasa visual yang memungkinkan makhluk hidup mengenali teman, menghindari musuh, atau menavigasi lingkungan.


Makhluk laut yang berpindah dari kedalaman ke perairan lebih dangkal memiliki sistem penglihatan yang lebih kompleks. Mereka mengembangkan protein visual yang mampu menangkap perubahan cahaya dengan sangat halus, bahkan dalam lingkungan dengan cahaya sangat minim.


Kesimpulan: Dunia Cahaya Alami yang Mempesona


Insiden udang menyala dalam sandwich membuka mata kita akan dunia luar biasa dari cahaya alami yang tersembunyi. Dari bakteri laut yang bercahaya, hingga makhluk darat yang memantulkan sinar ultraviolet, cahaya memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup, komunikasi, hingga keindahan visual yang mengagumkan.


Fenomena ini mengajarkan bahwa masih banyak misteri menakjubkan yang tersembunyi dalam alam, menunggu untuk ditemukan. Jadi, tetaplah penasaran dan teruslah menjelajah, karena dunia ini penuh dengan cahaya yang tak terduga di tempat-tempat yang paling gelap sekalipun.