Halo Lykkers! Pernahkah Anda membayangkan naik pesawat yang terbang tanpa emisi, hampir tanpa suara mesin, dan berjalan sepenuhnya dengan tenaga listrik? Apa yang dulu terasa seperti kisah fiksi ilmiah kini mulai berubah menjadi kenyataan.


Dunia penerbangan sedang berada di ambang revolusi hijau, dan pesawat listrik menjadi bintangnya. Mari kita menengok ke langit dan melihat masa depan yang sedang dipersiapkan.


Mengapa Pesawat Listrik Penting?


Industri penerbangan saat ini menyumbang sekitar 2,5% dari emisi karbon dioksida global. Jika ditambahkan dengan dampak jejak uap air di ketinggian dan polusi udara lain, kontribusinya terhadap perubahan iklim menjadi lebih besar. Saat dunia bergerak menuju target netral karbon, penerbangan jelas tidak bisa dibiarkan tertinggal.


Pesawat listrik menawarkan solusi menarik untuk mengurangi kebisingan, polusi udara, serta ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Menurut data International Air Transport Association (IATA), permintaan perjalanan udara berpotensi meningkat dua kali lipat pada tahun 2050. Artinya, kebutuhan akan alternatif penerbangan yang lebih ramah lingkungan menjadi semakin mendesak.


Bagaimana Cara Kerja Pesawat Listrik?


Pesawat listrik digerakkan oleh motor bertenaga baterai, bukan mesin berbahan bakar jet. Desain ini membuatnya jauh lebih senyap, mudah dirawat, dan efisien karena memiliki lebih sedikit komponen bergerak. Saat ini, fokus utama pesawat listrik adalah penerbangan jarak pendek, seperti rute antar kota dekat, jalur pulau ke pulau, hingga taksi udara, karena keterbatasan baterai masih menjadi kendala.


Contohnya, perusahaan asal Swedia, Heart Aerospace, sedang mengembangkan ES-30, pesawat hibrida listrik berkapasitas 30 kursi. Pesawat ini mampu menempuh jarak hingga 200 kilometer secara full listrik, dengan sistem hibrida sebagai cadangan untuk penerbangan lebih jauh. Rencananya, ES-30 siap melayani penumpang pada tahun 2028.


Tantangan dan Terobosan Baterai


Masalah utama pesawat listrik saat ini adalah kerapatan energi baterai. Sebagai perbandingan, bahan bakar jet menyimpan sekitar 12.000 Wh/kg (watt-hour per kilogram), sedangkan baterai lithium-ion yang kita miliki saat ini hanya sekitar 250–300 Wh/kg. Jaraknya masih sangat besar. Agar pesawat listrik bisa menempuh penerbangan jarak jauh, baterai perlu menjadi lebih ringan dan bertenaga.


Meski begitu, perkembangan positif terus terjadi. Para peneliti di MIT dan sejumlah institusi lain sedang mengembangkan solid-state battery yang berpotensi menggandakan bahkan melipatgandakan kapasitas energi. Selain itu, perusahaan seperti Ampaire dan Eviation Aircraft sedang menguji pesawat dengan sistem propulsi yang lebih efisien, termasuk model hibrida yang mengombinasikan tenaga listrik dan mesin konvensional.


Siapa yang Sudah Terbang dengan Pesawat Listrik?


Beberapa perusahaan sudah berhasil menguji pesawat listrik mereka di udara. Berikut yang patut diperhatikan:


- Eviation Alice: Pesawat listrik berkapasitas 9 penumpang yang sukses melakukan uji terbang pertamanya pada 2022. Mampu terbang sejauh 250 mil laut dengan kecepatan jelajah 250 knot.


- Pipistrel Velis Electro: Pesawat listrik pertama di dunia yang mendapatkan sertifikasi dari European Union Aviation Safety Agency (EASA) untuk penggunaan komersial. Saat ini digunakan sebagai pesawat latihan pilot di Eropa.


- Rolls-Royce Spirit of Innovation: Pesawat listrik yang memecahkan rekor dunia pada 2021 dengan kecepatan 623 km/jam, membuktikan potensi besar tenaga listrik dalam dunia penerbangan.


Kapan Bisa Naik Pesawat Listrik?


Pertanyaan besar yang ada di benak banyak orang: kapan kita bisa memesan tiket pesawat listrik?


Para ahli industri memperkirakan bahwa penerbangan jarak pendek dengan pesawat listrik bisa mulai umum ditemui pada awal 2030-an. Bahkan, United Airlines sudah berinvestasi pada Archer Aviation, startup taksi udara listrik dan berencana membuka layanan di beberapa rute perkotaan pada tahun 2025.


Namun, untuk pesawat besar yang mampu mengangkut ratusan penumpang dengan tenaga listrik penuh, kemungkinan baru akan terwujud pada 2040-an, kecuali ada terobosan besar dalam teknologi baterai.


Lykkers, meski pesawat listrik belum siap menggantikan jumbo jet dalam waktu dekat, inovasi ini sudah mengubah cara kita memandang masa depan penerbangan. Bayangkan dunia di mana perjalanan udara lebih tenang, bebas polusi, dan sepenuhnya ramah lingkungan.