Pernahkah Anda bertanya-tanya hewan apa yang paling banyak tidur di alam liar? Jika manusia rata-rata tidur sekitar 7–9 jam setiap malam, ada hewan yang hampir menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk beristirahat.
Dari sloth yang bergerak lambat hingga paus yang menyelam jauh ke laut, pola tidur hewan sangat bervariasi dan penuh kejutan. Artikel ini akan membawa Anda menjelajahi dunia mimpi di kerajaan hewan, menemukan siapa yang tidur paling lama, bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa pola tidur di alam liar begitu unik.
Sama seperti manusia, tidur juga sangat penting bagi hewan. Tidur membantu menghemat energi, memperbaiki jaringan tubuh, serta menjaga fungsi otak tetap optimal. Namun, tidak semua hewan bisa tidur panjang dengan nyenyak. Pola tidur mereka dipengaruhi oleh lingkungan, ketersediaan makanan, ancaman predator, serta apakah mereka aktif di siang atau malam hari.
Sebagai contoh, predator seperti singa dapat tidur hingga 20 jam sehari karena hampir tidak memiliki musuh alami. Sebaliknya, hewan yang sering menjadi mangsa biasanya hanya tidur sebentar dan dengan kondisi waspada agar bisa segera melarikan diri saat terancam. Hewan laut menghadapi tantangan yang berbeda, beberapa bahkan harus tetap menjaga sebagian otaknya terjaga agar bisa naik ke permukaan untuk bernapas.
Di antara hewan yang paling banyak tidur, kelelawar cokelat menempati posisi teratas. Mereka bisa beristirahat hingga 20 jam per hari di dalam gua yang gelap. Hewan lain seperti oposum, ular piton, dan sloth juga menghabiskan sekitar 16 hingga 18 jam setiap hari hanya untuk tidur.
Koala pun termasuk dalam kelompok ini. Hewan marsupial asal Australia ini tidur antara 18 sampai 20 jam sehari. Alasannya? Mereka mengonsumsi daun eukaliptus yang rendah nutrisi dan sulit dicerna, sehingga tubuh mereka harus menghemat energi dengan cara tidur lebih lama.
Berbeda dengan koala dan kelelawar, ada hewan yang justru hampir tidak pernah tidur lama. Jerapah misalnya, hanya tidur sekitar 4,5 jam per hari, biasanya dalam bentuk tidur singkat beberapa menit. Karena tubuhnya tinggi dan rentan, jerapah sering tidur sambil berdiri agar lebih cepat bereaksi terhadap ancaman.
Gajah juga mengejutkan para peneliti. Berdasarkan penelitian dengan pelacak GPS, gajah Afrika diketahui hanya tidur sekitar 2 jam per hari, salah satu durasi tidur terpendek di dunia hewan.
Hewan laut menghadapi tantangan khusus karena mereka hidup di air tetapi tetap perlu bernapas udara. Paus dan lumba-lumba memiliki cara tidur yang sangat menarik: mereka hanya mematikan satu belahan otaknya pada satu waktu. Proses ini disebut unihemispheric slow-wave sleep. Dengan cara ini, mereka bisa tetap berenang, bernapas, dan waspada terhadap bahaya meski sedang beristirahat.
Anjing laut juga menunjukkan pola tidur yang fleksibel. Saat berada di darat, mereka bisa tertidur pulas. Namun, ketika berada di air, mereka tidur dengan cara yang lebih ringan dan singkat. Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya adaptasi pola tidur hewan terhadap lingkungannya.
Salah satu kisah tidur paling menakjubkan datang dari burung frigate dan burung swift. Burung-burung ini mampu tidur saat sedang terbang. Frigate, misalnya, bisa tidur dengan satu mata terbuka sambil melayang di atas lautan. Penelitian menunjukkan bahwa selama migrasi panjang, frigate hanya tidur sekitar 45 menit sehari, dengan tidur singkat yang dilakukan di udara.
Kemampuan ini membuat mereka dapat terbang berhari-hari bahkan berminggu-minggu tanpa harus hinggap di daratan.
Banyak orang mengira hibernasi sama dengan tidur panjang, padahal sebenarnya berbeda. Hibernasi adalah kondisi khusus ketika hewan menurunkan suhu tubuh, memperlambat detak jantung, dan menekan metabolisme agar bisa bertahan hidup saat cuaca dingin dan makanan sulit ditemukan.
Contohnya, landak dan tupai tanah. Mereka bisa berada dalam kondisi ini selama berbulan-bulan. Meskipun terlihat seperti tidur, sebenarnya mereka berada dalam keadaan istirahat yang sangat lambat. Beberapa hewan, seperti tupai Arktik, tetap mengalami tidur singkat di sela-sela hibernasi, namun sebagian besar hanya berada dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar.
Tidur bukan hanya sekadar beristirahat. Penelitian dalam Nature Reviews Neuroscience tahun 2020 menegaskan bahwa kekurangan tidur membuat hewan kehilangan kemampuan memori, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan memperlambat reaksi, mirip dengan efek kurang tidur pada manusia.
Beberapa hewan bahkan menggunakan tidur sebagai strategi bertahan hidup. Meerkat, misalnya, tidur di dalam liang bawah tanah. Namun, selalu ada satu atau dua anggota kelompok yang berjaga, sehingga yang lain bisa beristirahat dengan aman.
- Berang-berang laut saling berpegangan tangan saat tidur agar tidak hanyut terbawa arus.
- Kucing besar seperti harimau dan singa adalah kelompok karnivora yang paling banyak tidur.
- Siput gurun bisa "tidur panjang" atau berada dalam kondisi dormansi hingga 3 tahun saat lingkungan terlalu kering.
- Ikan zebra sering digunakan dalam penelitian tidur karena tubuhnya transparan, sehingga aktivitas otaknya bisa terlihat jelas saat beristirahat.
Lalu, hewan mana yang paling banyak tidur? Jika diukur dari lamanya waktu, kelelawar cokelat dan koala adalah pemenangnya. Namun jika dilihat dari sisi adaptasi, hewan seperti lumba-lumba, frigate, hingga gajah justru menunjukkan betapa beragam dan fleksibelnya cara tidur di dunia hewan.