Pernahkah Anda berdiri di tengah kota penuh turis dan berpikir, "Sepertinya ini bukan negara yang sebenarnya…


Kami butuh tempat yang lebih tenang, lebih lokal"? Kalau iya, maka Porto adalah jawaban yang selama ini Anda cari.


Terletak di utara Portugal, Porto tidak berusaha menarik perhatian dengan gemerlap atau kehebohan. Kota ini tenang, sederhana, dan mengundang Anda masuk dengan jalan-jalan berbatu, tepian sungai yang disinari matahari, serta kedai kopi kecil di mana waktu seolah melambat. Dibandingkan dengan Lisbon, Porto memang tidak semewah, tapi justru terasa lebih hangat dan personal. Di sini, kehidupan tidak tampil untuk ditonton, ia berjalan begitu saja, apa adanya.


Ngopi Santai di Lorong Kota Tua: Tanpa Filter, Tanpa Pura-pura


Jelajahi kawasan tua Ribeira, dan Anda akan menyadari satu pola unik: pintu-pintu kafe terbuka langsung ke gang-gang sempit berbatu. Tidak ada plang mencolok. Tidak ada dekorasi Instagramable. Tidak ada smoothie warna-warni. Hanya bangku kayu, menu tulisan tangan, dan sinar matahari yang masuk lewat jendela tua yang miring.


Salah satu tempat favorit warga lokal adalah Café Progresso, hanya beberapa langkah dari kawasan universitas. Berdiri sejak 1935, kafe ini masih menyajikan galão (kopi susu khas Portugal) seharga kurang dari 2 dolar. Tambahkan satu pastel de nata yang renyah dan manis, dan Anda sudah mendapatkan sarapan yang sempurna, plus tempat terbaik untuk mengamati warga lokal membaca koran pagi mereka.


Ingin suasana yang lebih klasik? Masuklah ke Café Guarany di kawasan Vitória. Kafe yang berdiri sejak 1933 ini memancarkan nuansa elegan dengan interior kayu gelap dan hiasan kuningan. Di sini, Anda bisa memesan meia de leite (kopi susu khas) seharga sekitar 2,5 dolar dan bola de Berlim (donat lembut berisi krim custard) seharga 3 dolar. Tempat ini adalah tempat berkumpulnya seniman dan mahasiswa, ideal untuk menikmati suasana kota yang santai dan jujur.


Makan Enak Tanpa Harus Boros


Jika Anda mencari destinasi ramah dompet, Porto adalah anugerah. Dibandingkan dengan Lisbon, harga makanan, penginapan, dan transportasi di Porto bisa lebih murah 20–30%. Menariknya, kualitasnya sering kali lebih baik.


Untuk makan siang, hindari restoran yang ramai turis dan langsung saja masuk ke Casa Guedes Tradicional. Tempat sederhana ini menyajikan masakan tradisional Portugal yang lezat dengan harga di bawah 10 dolar.


Untuk hidangan laut segar yang memanjakan lidah tanpa membuat dompet menangis, kunjungi Restaurante "O Escondidinho" do Peixe Fresco. Tempat makan milik keluarga ini tersembunyi di sudut kota, dan terkenal akan ikan segar yang dibakar di atas arang. Dengan suasana yang ramai dan penuh kehangatan, Anda bisa menikmati ikan seabass atau ikan bream lengkap dengan lauk hanya dengan 12–18 dolar. Kualitasnya? Seperti restoran mahal, tapi tanpa harga selangit.


Ingin memasak sendiri atau mencari oleh-oleh lokal? Datanglah ke Mercado do Bolhão, pasar tradisional yang jadi denyut nadi kehidupan Porto.


• Buka: Senin hingga Sabtu, pukul 08.00–20.00


• Apa yang bisa dibeli: Minyak zaitun lokal, rempah kering, keramik lukis tangan, garam laut


• Tips: Datang sebelum jam 10 pagi untuk mendapatkan ikan dan sayuran terbaik


Di pasar ini, penjual masih menyapa pelanggan tetap dengan nama. Di sini, Anda tidak sekadar berbelanja, Anda sedang menyaksikan budaya yang masih menghargai interaksi yang hangat dan personal.


Festival São João: Ketika Kota Menyala dengan Tradisi Unik


Sekali dalam setahun, Porto berubah total, di malam 23 Juni, selama Festival São João. Ini adalah perayaan terbesar sekaligus yang paling otentik di kota ini.


Bayangkan suasana jalanan yang dipenuhi orang, dengan palu plastik yang digunakan saling mengetuk kepala (sebagai simbol keberuntungan), aroma ikan bakar yang memenuhi udara, dan kembang api spektakuler tengah malam di atas Sungai Douro. Kacau? Iya. Tapi seru dan mengesankan!


Tips agar Anda bisa menikmati São João dengan maksimal:


- Pesan penginapan jauh-jauh hari: Harga hotel bisa naik hingga 40%. Usahakan pesan 2–3 bulan sebelumnya.


- Pilih tempat menginap yang strategis: Lokasi pusat tapi tetap bisa dijangkau dengan jalan kaki karena banyak jalan ditutup saat festival.


- Bawa uang tunai: Banyak penjual kaki lima belum menerima pembayaran non-tunai.


- Cicipi makanannya: Ikan panggang di atas roti, paprika panggang, dan kue jagung, semua biasanya di bawah 5 dolar per porsi.


Festival ini bukan ajang pamer untuk wisatawan, ini adalah momen warga Porto merayakan kotanya. Dan kalau Anda ada di sana, Anda tidak akan merasa asing. Anda akan merasa seperti bagian dari komunitas.


Porto Tidak Menjual Daya Tarik—Ia Menawarkan Perasaan


Yang paling memikat dari Porto bukanlah bangunan bersejarah atau spot foto terbaik. Tapi bagaimana kota ini membuat Anda merasa.


Saat Anda tersesat di lorong dan tiba-tiba mencium aroma roti yang dipanggang dengan kulit jeruk dan kayu manis, atau ketika Anda duduk di tepi sungai dan menyadari tidak ada tempat yang lebih penting dari tempat Anda duduk sekarang, itulah saat Anda benar-benar merasakan Porto.


Porto tidak memaksa Anda untuk melihat, mendengar, atau berlari dari satu tempat ke tempat lain. Ia hanya memberi undangan lembut: datang dan alami. Tidak perlu buru-buru. Tidak perlu pamer. Cukup hadir dan rasakan.


Jadi, saat Anda merencanakan perjalanan berikutnya, jangan hanya bertanya: "Apa yang bisa kami lihat?" Tapi tanyakan juga: "Di mana kami bisa merasa hidup?" Jawabannya mungkin bukan kota besar… tapi kota tenang bernama Porto.